Belum Ada Judul.
Gambar oleh Pixabay
Aku bukanlah orang yang mudah
terbuka kepada oranglain. Menyimpan dan menikmati cerita sendiri. Namun, jika
ku mampu bercerita, itu tandanya aku percaya. Tapi, untuk saat ini
keragu-raguan itu mulai hadir kembali. Disaat yang ku percaya, ternyata akhirnya
dia memutuskan untuk pergi. Memang dulu kita pernah punya cerita, dimana pada
akhirnya hati sampai pada titik rasa.
Mungkin ini karena keegoisanku,
atau bisa jadi karena keegoisannya juga. Memang jika ada sebuah persoalan,
tidak ada kata “mengalah” dalam cerita kita. Dari dulu, sehingga telah menjadi
sebuah kebiasaan dan berlanjut sampai saat ini.
Tetapi, itu hanya salah satu
keragu-raguan yang ku alami saat ini. Ragu untuk mengenal kata percaya kepada
manusia.
Ada yang pernah bilang seperti
ini “jangan pernah berharap kepada yang namanya manusia”. Mungkin saat itu,
yaudah lah tidak terlalu dipikirin. Tapi anehnya kalimat itu, jika
dipikir-pikir memang ada benernya.
Ini bukan cerita tentang orang
baru, dia adalah orang yang dulu pernah ada di “tempat ini”. Sama seperti orang-orang
yang dulu sempat memulai cerita bersamaku, dan kini diapun ternyata mampu
membuatku seolah hanya dia yang bisa ku percaya.
Begitu mudahnya ku meyakini
perlakuan seorang wanita. Padahal mungkin dia memang baik kepada semua orang. Tak
perlu lah bersikap seolah aku ini memang benar-benar orang yang dia harapkan, seperti
yang waktu itu dia katakan.
Hati dan perasaan setiap manusia
itu tidak selalu “berjalan berdampingan”, tidak selalu mempunyai tujuan yang
sama. Kadang “mereka” dapat berubah semaunya. Jadi, tidak menutup kemungkinan,
kalau ternyata dia juga mengalami hal yang sama.
Kini ku memahami, mungkin saat
itu dia sedang mengolah sebuah diksi untuk membuat “salah satu” dari “semua
orang” itu.
Terkadang ku merasa punya masalah
dengan orang-orang yang “mempromosikan” dirinya agar dapat dipercaya oleh orang
lain. Merasa yakin bahwa seperti itu, hanyalah sekedar ingin tau, tanpa ada
maksud untuk membuat kita merasa tenang untuk menghadapi setiap keadaan.
Padahal kepercayaan itu bukan
diciptakan tapi dirasakan.
“WKWKWK HAHAHA HEHEHE ANJAAAAAAAY!
Tolong jangan lebay!
(Ada yang ngebisikin)
Dengerin lagu melow, nulis curhatan engga jelas.
Siapa yang akan baca tulisan seperti ini? Pastinya, di Google
Penelusuran juga gak akan ada orang yang sengaja nyari-nyari tulisan macam
begini.” Ujar temanku.
“tau lah, ambisiku bukan hanya tentang itu saja! hahaha” (hatiku
menjawab).
Tapi ini merupakan cara ampuh
untuk menceritakan kisah yang terlihat sepele, namun dapat merubah keadaan
sedikit membaik.
Semesta, 01 Juli 2020.
Knp ga ada judulnya min?
😂