Cerita dibalik Teori Sumber Kebahagiaan
[DRAFT 5] - Perjusami
Tak jarang ku melihat Ina
dijemput oleh pacar barunya, perlahan rasa ini memaksaku untuk segera
memberikan keputusan, antara bertahan menyimpan rasa atau berhenti membiarkan
Ina bahagia bersamanya. Mustahil rasanya jika aku bisa berada sedekat itu
dengan Ina, membuat Ina tersenyum. Ketawa bahagia karena bersamaku.
“Sebentar lagi PERJUSAMI (Perkemahan Jum’at Sabtu Minggu), semua kelas
12 yang mengikuti organisasi kemungkinan akan ikut, termasuk Ina” kata
hatiku.
Seperti biasa, ku mencari
informasi mengenai keikut sertaan Ina diacara PERJUSAMI. Was-wasnya adalah dari
setiap organisasi di sekolah, tidak semua bisa ikut, hanya perwakilannya saja.
Nah itu yang jadi masalah, bagaimana kalau seandainya Ina enggak ikut?
“Fino, Ina ikut Perjusami enggak?” Tanyaku dengan nada pelan-pelan.
“iya ikut, malahan yang ikut bukan Cuma Ina, tapi ada juga Audi dan
juga Merli.” Jawab Fino.
“oh.. Merli juga ikut? Si Putra harus tahu nih tentang ini” Kataku
(sambil tertawa).
Paling tidak, kekhawatiranku
tentang keikut sertaan Ina, akhirnya terjawab sudah.
Setelah beberapa kali mengikuti
rapat akan pembahasan mengenai Perjusami yang diadakan oleh Organisasi Pramuka,
akan tiba esok hari jum’at, dimana kita berangkat ke tempat perkemahan di Giri
Awas. Sayangnya Mas Putra tidak bisa ikut ke Perkemahan, dikarenakan ada
hal-hal yang tidak bisa ditinggalkan, acara keluarga mungkin. Tapi, sebenarnya
dia sangat ingin ikut ke Perkemahan.
Oh iya ditengah perjalanan, aku
bersama Fino pastinya, terus Afan, Rama dan Maulana, tak lupa ada juga
junior-junior kelas 11 yang ikut menjadi perwakilan untuk menjadi panitia
Perjusami.
Diperjalanan yang sangat jauhpun,
terasa lumayan dekat. Karena dalam perjalanan, ada sajalah lelucon yang mampu
membuatku tertawa.
“lihat itu cewek (sambil nunjuk ke arah pinggir jalan), kalau lihat si Maulana mah pasti muntah, muntahnya
darah, paku, dll.” Kata Afan (tertawa lepas).
“jiiirrr, emang loe pikir, gue santet”. Kata Maulana (ikut
tertawa).
Banyak sekali lelucon ditengah
perjalanan yang membuat kita tertawa, hingga hampir lupa rasanya kepanasan
karena berangkat menggunakan mobil Truk.
Sesekali memang ada beberapa
lelucon yang tak bisa ku dengarkan, karena sedang menikmati dinginnya cuaca
daerah perkemahan, karena sebentar lagi kata junior kelas 11, akan segera
sampai.
10 menit berlalu, akhirnya kami
tiba ditempat perkemahan. Tempatnya sangat dingin dan sejuk. Menandakan bahwa
rasa dingin Ina terhadapku itu selalu memberi kesejukkan.
Sambil menunggu Truk yang lain
sampai, kami mengeluarkan terlebih dahulu barang-barang dalam truk. Karena
posisinya, truk kami yang paling awal berangkat dari sekolah.