Makanan Sehat dalam Islam (Bedah Buku)


bedah
Buku Pola Makan Rasulullah


Bedah buku dari Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad as-Sayyid yang berjudul "Pola Makan Rasulullah"
Penerbit Almahira Mewarnai Dunia dengan Ilmu.

Baca juga:


Islam mengajarkan untuk tidak mengharamkan makanan yang baik-baik yang telah dihalalkan Allah s.w.t sebagai rezeki. Dengan syarat tidak berlebih-lebihan dalam mengonsumsi makanan-makanan tersebut. Sembari tetap selalu memerhatikan aspek keseimbangan setiap unsur-unsur makanan yang dibutuhkan tubuh. Rasulullah s.a.w bersabda
"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah,"
(HR. Muslim dan Ibnu Majah).

Diantara hak-hak manusia yang paling penting adalag hak untuk memperoleh porsi yang cukup dan beragam dari makanan yang aman, agar mereka bisa memenuhi berbagai kebutuhan pokok mereka perkembangan kemampuan fisik dan mental mereka. Dengan demikian, hak manusia dalam hal makanan sama pentingnya dengan hak hidup itu sendiri.

Syariat islam menganjurkan untuk mengonsumsi makanan yang beraneka ragam dan seimbang yang memang dibuthkan tubuh, sehingga seorang muslim bisa tumbuh sehat dan normal. Benar apa yang disabdakan Rasulullah s.a.w, "orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah," (HR. Muslim dan Ibnu Majah).

Sebagaimana Islam telah menganjurkan mereka untuk mengonsumsi makanan dengan tidak berlebih-lebihan dan tidak juga terlalu kikir sehingga hanya mengonsumsi dari berbagai makanan yang disediakan. Hal itu sesuai dengan firman Allah s.w.t.
"Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sunggu, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan," (QS. al-A'raf [7]: 31).

Allah s.w.t sendiri telah mempersilakan hamba-hamba-Nya untuk menikmati semua makanan yang tersedia. Dia telah ciptakan bagi mereka unta, sapi, domba dan kambing, agar mereka bisa memanfaatkan bulu-bulunya sebagai penghangat dan dagingnya untuk dimakan guna memelihara kelangsungan hidup mereka. Mahabenar Allah yang telah berfirman, "Hewan ternak telah diciptakan-Nya untuk kalian, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagaiannya kalian makan," (QS. an-Nahl [16]: 5). 

Disisi lain, ada beberapa agama yang mengharamkan memakan daging. Misalnya, agama Budha dan Hindu. Mereka hanya membolehkan manusia memakan tumbuh-tumbuhan, layaknya kaum vegetarian. Sekalipun tumbuh-tumbuhan ini kaya akan unsur-unsur penting, semisal mineral, karbohidrat dan vitamin, tapi porsi makanan penting yang digunakan untuk menghasilkan kalori dan pembentukan jaringan, jauh lebih banyak dari makanan tumbuh-tumbuhan itu. Oleh karena itu, manusia harus mengonsumsi makanan seimbang (nabati dan hewani) yang bisa mendorong sekaligus membantu kerja semua anggota tubuh.

Biasanya kaum vegetarian menderita penyakit anemia dan kekurangan vitamin B12, zat besi, yodium, kalsium, seng dan vitamin D. Semua unsur itu banyak terkandung didalam makanan hewani. Disamping itu, protein hewani memiliki kemiripan dalam tingkat yang tinggi dengan protein manusia, sehingga pemanfaatannyapun berlangsung maksimal.

Demikianlah hikmah islam tampak dengan jelas dalam nash yang menyerukan pentingnya keseimbangan dalam hal makanan. Allah s.w.t berfirman,

"Kami berikan kepada mereka tambahan berupa buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini," (QS. ath-Thur [52]: 22).

"Buah-buahan apapun yang mereka pilih, dan daging burung apapun yang mereka inginkan," (QS. al-Waqi'ah [56]: 20-21)

Dalam kedua ayat diatas tergabung secara sempurna antara makanan dan hewani.



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url